Sabtu, 28 Maret 2020

Dokter Tirta Dirawat di Rumah Sakit Akibat Kelelahan

Kelelahan, Relawan Corona Dokter Tirta Dirawat di Rumah Sakit

BBC NEWS - Relawan peduli pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19) Tirta Mandira Hudi atau yang akrab disapa dr. Tirta mengonfirmasi dirinya mengalami kelelahan akibat aktivitas beberapa waktu terakhir.

Tirta mengatakan dirinya akan rehat sejenak dari kegiatan sosial terkait corona. Dia sedang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Kartika Pulomas, Jakarta Timur, per Sabtu (28/3).

"Saya masih sakit karena kecapekan. Jadi memutuskan bed rest total dan disuruh ke rumah sakit," kata Tirta kepada CNNIndonesia.com.

Dia juga membagikan keadaan kesehatannya terkini di akun Twitter @tirta_hudhi. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu mengaku sedang mengalami gejala batuk dan demam hari ini.

Tirta masih sempat menyiapkan bantuan alat pelindung diri (APD) ke RSUP Sardjito Yogyakarta dan Rumah Sakit Kramat 128, Jakarta Pusat, sebelum memutuskan untuk rehat karena kondisinya menurun.

Kepada CNNIndonesia.com, Tirta berencana melakukan tes kesehatan terkait corona. Namun ia harus menunggu beberapa hari untuk mengikuti tes tersebut.

Jumat, 27 Maret 2020

Positif Corona, Wakil Ketua PDIP Jawa Barat Meninggal Dunia

BREAKING NEWS Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Wakil Ketua DPD ...

BBC NEWS - Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Barat Gatot Tjahjono meninggal dunia akibat positif terinfeksi virus corona (Covid-19). Gatot wafat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung pada Jumat malam (27/3).

CNNIndonesia.com mendapatkan kabar tersebut dari pesan tertulis perwakilan keluarga Gatot, yakni Adyesa Kevindra Albari yang dikirim Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono.

"Telah berpulang ke hadirat Allah SWT, Ayahanda kami tercinta, Ir. H Gatot Tjahyono, MM pada hari ini, Jumat 27 Maret 2020, pada pukul 22.20 di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung karena sakit yang di hadapinya," tutur Adyesa, Jumat (27/3).

Adyesa menjelaskan mulanya Gatot sakit pada 16 Maret. Keluarga menduga Gatot mengidap tipes atau DBD lalu merujuknya ke RS Borromeus, Bandung.

Kondisi Gatot semakin membaik dari hari ke hari selama diopname. Trombosit dan nafsu makan pun naik. Akan tetapi, demam tidak kunjung turun.

"Akhirnya kami melakukan CT Scan dan mendapatkan diagnosa bahwa kemungkinan ayah kami mendapatkan wabah Covid-19," kata Adyesa.

"Setelah kami berdiskusi oleh banyak pihak, malam itu juga kami pindahkan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS)," tambahnya.

Sejak itu, Gatot dirawat di RSHS. Selama dirawat, jantung Gatot sempat dua kali berhenti namun kembali berdetak. Hingga akhirnya Gatot menghembuskan nafas terakhir pada pukul 22.20 WIB Jumat (27/3).

Pihak keluarga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Termasuk Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang sudah memfasilitasi tes kesehatan kepada keluarga Gatot melalui Dinas Kesehatan.

Adyesa mengatakan ada keluarga Gatot yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Ada pula yang tidak. Anggota keluarga yang positif lantas mengisolasi diri secara mandiri sesuai anjuran dokter spesialis.

"Dan sekarang ada yang telah melewati masa inkubasi 2 minggu ada yang 1 minggu lebih dan alhamdulillah kami sekeluarga tidak mendapatkan gejala gejala yang berarti," kata Adyesa.



Pasien Corona di Iran Bertambah 2.926 dalam Sehari

Pasien Corona di Iran Bertambah 2.926 dalam Sehari

BBC NEWS - Pemerintah Iran mengonfirmasi 144 korban meninggal karena virus corona (Covid-19) dalam 24 jam terakhir. Dengan demikian, total kematian di negara tersebut kini berjumlah 2.378, tertinggi setelah Italia, Spanyol, dan China.

Sementara itu, jumlah orang yang terinfeksi virus corona di Iran mencapai 32.332 dengan diumumkannya hampir tiga ribu kasus baru. Juru bicara kementerian kesehatan Kianoush Jahanpour mengatakan, 2.900 pasien yang terinfeksi dalam kondisi "parah".

Meski demikian, sebanyak 11.133 pasien yang dirawat kini telah dinyatakan sembuh.

"Dalam 24 jam terakhir, kami memiliki 2.926 kasus infeksi Covid-19 yang baru dikonfirmasi di seluruh negeri," kata Jahanpour melalui telekonferensi yang disiarkan media televisi setempat, seperti dikutip AFP, Jumat (27/3).

Jahanpour menyebut, naiknya kasus infeksi virus corona di Iran disebabkan oleh banyaknya warga Iran yang "menyatakan diri" mengalami gejala infeksi dan pengetesan yang dilakukan di seluruh negeri.

Kemenkes Iran mengimbau para warga untuk mengunjungi situs daring mereka dan melaporkan gejala-gejala yang berpotensi beserta identitas. Data yang masuk dalam situs tersebut digunakan untuk mengidentifikasi jumlah potensi kasus.

Baca Juga : PEMERINTAH MULAI KAJI KEBIJAKAN LARANG MUDIK CEGAH CORONA

Bersamaan dengan itu, pemerintah Iran juga telah memberlakukan aturan pembatasan akses yang lebih ketat.

Laporan media televisi pemerintah menunjukkan adanya pos-pos pemeriksaan polisi di pintu masuk dan keluar Teheran untuk mencegah penduduk keluar kota dan menghindari yang bukan penduduk masuk.

Pengendara yang masuk diidentifikasi berdasarkan plat mobil dan identitas mereka. Beberapa kendaraan bahkan disita dan sejumlah pengemudi didenda karena melanggar aturan tersebut.

Langkah ini diambil menyusul serangkaian imbauan publik yang selama beberapa pekan terakhir diabaikan warga. Imbauan tersebut dilaporkan tak berhasil mencegah ratusan ribu orang keluar rumah untuk mengunjungi keluarga saat liburan Tahun Baru Persia.
Kasus Corona di Iran Bertambah 2.926 SehariFoto

"Karena banyak orang menghiraukan peringatan, kita sekarang dipaksa untuk berbicara pada mereka melalui tindakan tegas," kata Wakil Presiden Pertama Eshaq Jahangiri, seperti dikutip kantor berita pemerintah IRNA.

Selain pembatasan akses perjalanan, pemerintah Republik Islam itu menutup sekolah, universitas, dan situs ziarah utama Islam Syiah. Mereka juga melarang salat Jumat dan menutup sementara kantor pemerintah.

Pemerintah Mulai Kaji Kebijakan Larang Mudik Cegah Corona

Tahun Ini Kemungkinan Besar Tak Ada Mudik

BBC NEWS - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan pemerintah berencana membuat kebijakan larangan mudik menjelang Idul Fitri yang jatuh pada Mei 2020. Hal ini berkaitan dengan wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia yang telah menjangkiti lebih dari seribu orang.

"Pemerintah sekarang sedang menyiapkan juga satu rencana kebijakan agar orang tidak mudik dulu," kata Mahfud saat melakukan video conference dengan awak media, Jumat (27/3).

Padahal kata Mahfud jika merujuk kegiatan mudik pada 2019 lalu, aktivitas yang telah menjadi tradisi warga Indonesia ini berjalan cukup sukses. Angka kecelakaan bahkan kata dia menurun drastis dibanding tahun sebelumnya.

Hal ini tak lepas dari infrastruktur berupa jalan tol dan beberapa bandara baru yang telah berhasil dibangun oleh pemerintah. Namun, kata Mahfud, karena situasi yang berbeda saat ini, maka pertimbangan untuk mengeluarkan larangan mudik pun tengah dipikirkan pemerintah.

"Tetapi sekarang kita dalam situasi bencana sehingga sedang dipertimbangkan juga satu kebijakan untuk larangan mudik menjelang lebaran, kemudian larangan piknik, kemudian larangan berkumpul-kumpul misalnya untuk pembagian zakat," kata dia.

Dia memahami dalam Undang-undang Dasar warga pulang ke kampung masing-masing atau mudik adalah hak setiap orang. Ini juga merupakan hak konstitusional yang tidak bisa dilanggar oleh negara secara sembarangan.

"Tetapi di dalam hukum itu ada dalil keselamatan rakyatlah yang menjadi hukum tertinggi," kata dia.

Tak hanya itu, Mahfud juga akan meminta kepada perusahaan baik swasta maupun BUMN untuk tidak menggelar acara mudik gratis yang telah menjadi tradisi digelar oleh sejumlah perusahaan setiap tahun.

"Kalau ada anggaran untuk itu supaya diberikan untuk benda yang berkualitas dan bisa dimanfaatkan. Itu juga sedang didiskusikan dan akan diputuskan," kata dia.

Jumlah pasien positif terinfeksi virus corona (Covid-19) di Indonesia bertambah signifikan. Pada Jumat (27/3), angkanya mencapai 1046 kasus. Dari jumlah itu, korban meninggal mencapai 87 orang, dengan jumlah yang sembuh 46 orang.

"Ada penambahan kasus cukup signifikan ada 153 kasus baru yang kita dapatkan. Sehingga total kasus menjadi 1.046," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam keterangan persnya, di Gedung BNPB, Jakarta.



Polri Klaim Bubarkan 1.371 Kerumunan Massa untuk Cegah Corona

Cegah Corona, TNI-Polri Sudah Bubarkan 1.371 Kegiatan Kerumunan ...

BBC NEWS - Polri mengklaim telah membubarkan lebih dari 1.000 kerumunan massa yang masih membandel di tengah imbauan pemerintah untuk tetap berada di dalam rumah sebagai bentuk upaya pencegahan penyebaran Virus Corona.

Pembubaran itu terhitung sejak Kapolri Jenderal Idham Azis mengeluarkan Maklumat bernomor Mak/2/III/2020 pada Sabtu (21/3).

"Jadi kami telah membubarkan sebanyak 1.371 kerumunan untuk massa berkumpul," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (26/3).

Kendati demikian, dia tak merinci langkah lanjutan terhadap massa berkerumun tersebut usai dibubarkan oleh kepolisian.

Ia hanya menerangkan bahwa upaya pembubaran tersebut merupakan bagian dari kegiatan Aman Nusa II untuk pencegahan penyebaran virus corona yang dilakukan di masing-masing wilayah.

"Semua juga terdapat di semua Polda. Semua ini dibantu dari TNI dan juga Pemda," jelas Argo.

Menurutnya, pihak kepolisian berharap agar masyarakat dapat memahami pembubaran tersebut. Argo pun menerangkan bahwa pihak kepolisian juga selalu akan memberikan imbauan agar masyarakat menghindari kegiatan-kegiatan secara berkerumun untuk memutus penyebaran virus covid-19.

Selain Polri memberi imbauan, kata Argo, juga telah melakukan penyemprotan cairan disinfektan di 3.000 titik yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.



Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal M Iqbal mengatakan tindakan tegas dengan menjerat pidana bisa dilakukan kepada masyarakat yang tidak mengindahkan imbauan aparat kepolisian untuk tidak berkerumun atau melakukan kegiatan secara beramai-ramai.

Pembubaran massa, menurut dia, adalah upaya kepolisian memberikan pengayoman dan perlindungan kepada masyarakat di tengah penyebaran virus corona saat ini. Masyarakat yang tidak mengikuti perintah pembubaran massa bakal dijerat Pasal 212, 216, dan 218 KUHP.



Cegah Corona Masuk, China Pangkas Penerbangan Internasional

Rute Penerbangan Internasional Tersibuk di Dunia, Salah Satunya ...

BBC NEWS - China siap memangkas penerbangan internasional besar-besaran demi mencegah kasus infeksi virus corona dari luar negeri.

Otoritas Penerbangan Sipil China menyatakan bahwa pemangkasan penerbangan ini akan dimulai pada 29 Maret mendatang.

Dengan kebijakan ini, penerbangan dari dan menuju China bakal dipangkas menjadi satu rute per pekan ke tiap negara.

Aturan ini berlaku tak hanya untuk perusahaan penerbangan dalam negeri, tapi juga maskapai mancanegara.

Tak hanya itu, China juga membatasi penumpang dalam satu pesawat tak melebihi 75 persen dari kapasitas.

Keputusan ini diumumkan sepekan setelah otoritas penerbangan China menyatakan akan membatasi jumlah penumpang dalam satu penerbangan internasional menuju negara mereka.

Mereka juga mengalihkan semua penerbangan menuju ibu kota China, Beijing, menjadi ke pusat-pusat wilayah urban lainnya.

Pemerintah menerapkan serangkaian aturan ini setelah China tak melaporkan satu pun kasus infeksi virus corona baru dari penularan di dalam negeri, dua hari berturut-turut.

Namun, kasus impor corona ke China mencapai titik tertinggi sejak wabah ini merebak, yaitu mencapai 500. Kebanyakan kasus itu berasal dari warga China yang pulang dari luar negeri.

Seorang Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dibawah Jembatan


BBC NEWS - Sungguh malang nasib pria paruh baya ini diujung hidupnya belum diketahui sanak famili siapa dan dimana anggota keluarganya. Betapa tidak saat ditemukan warga ia sudah tewas dengan posisi badan telungkup di kolong jembatan, pinggiran sungai Belumai Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Kamis (26/3/2020).

Atas temuan warga Polsek Tanjung Morawa Polresta Deli Serdang turun ke lokasi setelah menerima laporan dari masyarakat adanya seorang pria tergeletak berada dibawah jembatan.

Menurut pihak Polsek Tanjung Morawa, bermula pada hari Kamis (26/03/20) sekitar pukul 14.50 wib ,seorang perempuan mengaku bernama Rahmasari (45) datang melaporkan kepada Iptu JM. Gabe Napitupulu yang sedang melaksanakan piket di Piket Pos Keamanan RS. GL Tobing PTPN2 Tanjung Morawa.

Diketahui Rahmasari sering jualan di pinggir jalan Besar Tanjung Morawa, wanita beralamat desa limau manis Tanjung Morawa memberitahukan, adanya seorang sosok pria tergeletak dibawah jembatan sungai Belumei.

Menerima laporan tersebut Iptu JM. Gabe Napitupulu melaporkan kepada pimpinannya Kapolsek Tanjung Morawa Polresta Deli Serdang. Kemudian Kapolsek bersama Wakapolsek dan personil Unit Reskrim dengan didampingi tim medis Puskesmas Tanjung Morawa turun kelokasi untuk melakukan olah TKP.

Sesampainya dilokasi benar ditemukan seorang pria dalam keadaan telungkup dan tanpa identitas (MR.X) kemudian tim medis dari Puskesmas Tanjung Morawa dr. Una melakukan pemeriksaan luar dan MR.X tersebut dinyatakan telah meninggal dunia.

Belum diketahui penyebab dari meninggalnya MR.X tersebut, namun dari keterangan warga yang bertempat tinggal sekitaran jembatan sungai belumei yang dihimpun oleh awak media bahwa MR.X tersebut setiap malamnya tidur dibawah kolong jembatan sungai belumei dan dalam keadaan yang tidak terurus.

Kapolresta Deli Serdang Kombes Pol Yemi Mandagi, SIk melalui Kapolsek Tanjung Morawa Polresta Deli Serdang Akp Sawangin saat dikonfirmasi membenarkan adanya temuan mayat tanpa identitas (MR.X) dibawah jembatan sungai belumei, namun belum diketahui penyebab meninggalnya. Saat ini MR X sudah berada dirumah sakit Bhayangkara Tk.II Medan untuk dilakukan visum”, ujarnya. ( Hari’S).